Langsung ke konten utama

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkembang, salah satunya di Maladewa. Orang-orang di Kawasan Asia Selatan juga memiliki karakteristik yang membedakan mereka dari orang Asia lainnya. Penduduk Asia Selatan didominasi oleh budaya orang Indo-Eropa dan Dravida. Penduduknya umumnya lebih dekat dan memiliki hubungan baik dengan Eropa daripada di bagian lain Asia, kecuali di dataran tinggi Iran dan Kaukasus.


(Sumber zonareferensi.com)

Asia Selatan juga memiliki organisasi besar yang disebut sebagai South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC). Organisasi regional Ini adalah asosiasi yang berasal dari delapan negara di Asia Selatan, diusulkan oleh Presiden Bangladesh saat itu, Ziaur Rahman, serta didirikan pada 8 Desember 1985. Negara-negara tersebut antara lain adalah Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Kepulauan Maladewa, Pakistan, Nepal, dan Sri Lanka. South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) sendiri adalah organisasi ekonomi regional di Asia Selatan. Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Seluruh negara di Kawasan Asia Selatan sepakat untuk membangun kerjasama regional dengan dibutuhkannya rasa saling percaya, pengertian dan integrasi ambisi nasional yang harus didasarkan pada evaluasi. Piagam SAARC pun diratifikasi di Bangladesh pada tahun 1985.


Kawasan Asia Selatan sering dianggap sebagai suatu Kawasan yang belum terlalu stabil. Bahkan setelah berakhirnya Perang Dingin, Asia Selatan tetap kurang terintegrasi dan kurang stabil dibandingkan bagian dunia lainnya. Isu terkait perpecahan kedua negara, kepemilikan nuklir, pendudukan atas wilayah Kashmir oleh India dan Pakistan, konflik etnis di hampir semua negara Asia Selatan, konflik agama, serta ancaman terorisme dan militerisme merupakan beberapa bukti bahwa Kawasan ini memiliki banyak konflik dan terindikasi kurang stabil. Perubahan iklim juga telah muncul sebagai salah satu pendorong di antara semua alasan konflik. Perubahan iklim dan efek dari naiknya permukaan laut, intensifikasi badai tropis, kekeringan, banjir, suhu global dan perubahan cuaca berkontribusi terhadap berkurangnya ketersediaan makanan, air dan habitat yang semakin terbatas dan berujung pada tingginya tingkat perselisihan di Kawasan ini.

Selain sering terjadi kontroversi dan konflik, masalah terorisme juga sangat marak di Asia Selatan. Basis data teror RAND Corporation menunjukkan bahwa Asia Selatan adalah salah satu daerah yang paling sering menjadi sasaran serangan teroris. Sejak angka teror yang tercatat sejauh ini, tercatat telah terjadi sekitar 6.464 serangan teroris di Asia Selatan. Sebagian besar pelaku serangan teroris di wilayah tersebut tidak diketahui, namun pelaku lain yang teridentifikasi adalah Taliban, Partai Komunis Nepal-Partai Maois dan LTTE. Terorisme di Asia Selatan telah menarik perhatian yang cukup besar tidak hanya karena intensitasnya tetapi juga dari Amerika Serikat, yang mengklaim bahwa kehadiran kelompok teroris internasional dan pendukungnya di Asia Selatan merupakan ancaman bagi Stabilitas regional dan tujuan utama negaranya tersebut. Selain itu, salah satu negara di kawasan itu, yakni Afghanistan, berada di garis depan perang melawan terorisme yang dimulai oleh Amerika Serikat, di mana Afghanistan biasanya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah.

Menurut lokasi geografisnya, daratan Asia Selatan memiliki pegunungan dan gurun. Di sisi lain, Sri Lanka dan Maladewa memiliki fitur geografis yang berbeda terkait dengan kenaikan permukaan laut dan angin topan. India memiliki karakteristik musim hujan, sehingga curah hujannya tinggi. Hujan lebih sering terjadi karena perubahan iklim. India memiliki curah hujan lebih dari negara tetangga seperti Bangladesh, Nepal dan Bhutan. Potensi badai dan badai tropis mengancam kawasan Asia Selatan, di mana hujan deras terjadi bahkan tanpa adanya perubahan iklim yang nyata. 

Pemetaan demografis Asia Selatan yang tidak menyeluruh membuat kawasan ini terlihat unik. India, Bangladesh, dan Pakistan memiliki jutaan orang, jauh lebih banyak daripada Bhutan dan Maladewa, yang hanya memiliki beberapa ribu orang. Pada tahun 2007, India memiliki total populasi 1,17 miliar, Pakistan 164 juta dan Bangladesh 159 juta. Bhutan sekarang memiliki populasi 658.000 dan Maladewa 306.000 (Veron 2008, 9). Asia Selatan juga merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia dengan salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di dunia. Berdasarkan data PBB, hampir 24% penduduk dunia tinggal di Asia Selatan, yang hanya 4% dari dunia. Di sisi lain, laju pertumbuhan tahunan gabungan penduduk dunia hanya 1,6% sedangkan laju pertumbuhan tahunan penduduk adalah 2,1% (UNDP 2006).

Secara kesimpulan Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Pemetaan penyebaran penduduk di Asia Selatan juga dinilai tidak menyeluruh dimana India, Bangladesh, dan Pakistan memiliki jutaan orang jauh lebih banyak daripada Bhutan dan Maladewa, yang hanya memiliki beberapa ribu orang. Selain itu Kawasan asia selatan dinilai memiliki potensi yang cukup menjanjikan untuk menjadi negara yang besar dan makmur, dimana sebagian besar dikarenakan oleh sumber daya alam dan manusianya, namun terlepas dari potensi yang dimilikinya, Kawasan Asia Selatan sering dianggap sebagai suatu Kawasan yang belum terlalu stabil. Bahkan setelah berakhirnya Perang Dingin.  Banyaknya konflik internal serta ancaman terorisme dan militerisme merupakan beberapa bukti bahwa Kawasan ini memiliki banyak konflik dan terindikasi kurang stabil. 


Daftar Pustaka

Arta, K. S., Yasa, I. W. P., Modern461I, S. A. S. P. S., Yasa, W. P., & dilahirkan di Karangasem, M. P. (2019). SEJARAH ASIA SELATAN Dari Praaksara Sampai Modern. Penerbit Lakeisha.

Bhattarai, K. D. (2021, 1 Januari). “Nepal’s Role in Strengthening SAARC”. Institute of Foreign Affairs, Nepal: Journal of Foreign Affairs, Vol 1, No 1.

Hennida, C. (2012). Perubahan Iklim dan Potensi Konflik di Kawasan Asia Selatan. 202 Glob. Strateg6(2), 201-213.

Permatasari, A. P., & Pradistya, R. E. STRATEGI REGIONAL: KONTRATERORISME DAN ANTITERORISME DI ASIA SELATAN


Oleh Muhammad Ali Husein, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

     Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.      Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan Worl