Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.
Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan World Bank bahwa seseorang dapat dianggap miskin apabila memiliki penghasilan dibawah sekitar $1,25 dollar US perharinya.
Tingkat kemiskinan yang besar tersebut menjadi suatu tantangan bagi Pakistan dengan total masyarakat yang mengalami kemiskinan sekitar 2.3% dari seluruh total masyarakat yang ada di dunia dan hal tersebut dialami oleh Pakistan selama 19 tahun dengan peningkatan GDP rendah sebesar 2.1 setiap harinya. Dalam survei yang dilakukan pada tahun 2015 hingga tahun 2016 yang dilakukan oleh UNDP Pakistan dan juga OPHI University of Oxford, memberikan pernyataan bahwa terdapat sekitar 39% dari masyarakat yang tinggal di wilayah Pakistan mengalami kemiskinan, dan menjadi negara yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dan wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Pakistan yaitu pada wilayah FATA dan juga Balochistan. Walaupun terjadi penurunan tingkat kemiskinan yang terjadi sekitar 55% menurun hingga 39% yang terjadi pada tahun 2004 hingga 2015, akan tetapi kemajuan dari wilayah yang terjadi secara tidak merata. Terbukti dengan banyaknya masyarakat miskin yang ada di pedesaan dan sisanya ada di daerah perkotaan.
Dengan adanya potensi peningkatan dari pertumbuhan penduduk dan juga adanya perubahan dari lingkungan yang berjalan begitu cepat, dan hal tersebut menjadi bukti bahwa semakin banyak penduduk yang terus berusaha untuk memperebutkan wilayah yang begitu terbatas dengan tujuan untuk menjaga keamanan pangan dan juga kebutuhan air yang semakin bertambah seiring dengan populasi yang meningkat. Akibat yang ditimbulkan yaitu adanya berbagai macam konflik internal. Seperti sebagai contoh yaitu adanya militansi yang terjadi antara Hindu dengan masyarakat muslim yang ada di kawasan Asia Selatan yang disebabkan oleh buruknya kualitas lingkungan yang ada di Iran dan menyebabkan banyak masyarakat muslim keluar dari wilayah tersebut dan menjadi tersebar ke berbagai wilayah Asia Selatan. Perubahan iklim juga menjadi faktor semakin terbatasnya sumber daya dalam segi Supply dan Demand. Dalam segi Supply atau permintaan sumber daya yang begitu terbatas dalam segi kualitas dan juga dalam segi kuantitas bahan pangannya. Banyak para penguasa ikan dan juga pertanian menjadi sempit ruang geraknya dalam segi kuantitas dan kualitas dikarenakan adanya perubahan iklim. Kemudian pada segi Demand atau permintaan ketika semakin banyaknya pertumbuhan dari penduduk membuat meningkatnya permintaan yang diminta akan tetapi sumber daya yang diminta masih memiliki keterbatasan dan menjadikan kelompok lain saling menguasai permintaan dari kelompok lainnya. Maxwell dan Reuveny memberikan tambahan mengenai adanya kecenderungan akan kualitas lingkungan yang menyebabkan lemahnya institusi politik.
Sumber
Citra Hennida. 2012. “Perubahan Iklim dan Potensi Konflik di Kawasan Asia Selatan”. http://journal.unair.ac.id/JGS@perubahan-iklim-dan-potensi-konflik-di-kawasan-asia-selatan-article-4410-media-23-category-8.html.
Dedet Dingkocari Akasumbawa, 2021, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA DENGAN JUMLAH PENDUDUK TERBESAR DI DUNIA (STUDI PADA NEGARA CHINA, INDIA, INDONESIA, PAKISTAN DAN AMERIKA SERIKAT)”. https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/welfare/article/view/2611/1711.
Oleh Aliudin Fajar Alimansyah, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.
Komentar
Posting Komentar