Langsung ke konten utama

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

    Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.

    Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan World Bank bahwa seseorang dapat dianggap miskin apabila memiliki penghasilan dibawah sekitar $1,25 dollar US perharinya.

     Kawasan Asia Selatan yang merupakan kawasan yang memiliki tingkat kemiskinan cukup tinggi di dunia, terdapat sekitar 44.3% tingkat kemiskinan dari keseluruhan dunia tersebut tersebar di berbagai negara kawasan Asia Selatan dengan total yaitu hingga 546.5 jiwa dan faktor yang menyebabkan adanya tingkat kemiskinan yang tinggi dikarenakan populasi yang membludak. Salah satu negara yang memiliki tingkat Kemiskinan tinggi yaitu Pakistan, dimana pakistan meningkatkan peringkat ke-6 negara miskin yang ada di dunia dengan jumlah 188.9 juta jiwa dan juga diperkirakan hal tersebut akan semakin meningkat sebesar 1.86% di tahun 2016.

     Tingkat kemiskinan yang besar tersebut menjadi suatu tantangan bagi Pakistan dengan total masyarakat yang mengalami kemiskinan sekitar 2.3% dari seluruh total masyarakat yang ada di dunia dan hal tersebut dialami oleh Pakistan selama 19 tahun dengan peningkatan GDP rendah sebesar 2.1 setiap harinya. Dalam survei yang dilakukan pada tahun 2015 hingga tahun 2016 yang dilakukan oleh UNDP Pakistan dan juga OPHI University of Oxford, memberikan pernyataan bahwa terdapat sekitar 39% dari masyarakat yang tinggal di wilayah Pakistan mengalami kemiskinan, dan menjadi negara yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dan wilayah yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di Pakistan yaitu pada wilayah FATA dan juga Balochistan. Walaupun terjadi penurunan tingkat kemiskinan yang terjadi sekitar 55% menurun hingga 39% yang terjadi pada tahun 2004 hingga 2015, akan tetapi kemajuan dari wilayah yang terjadi secara tidak merata. Terbukti dengan banyaknya masyarakat miskin yang ada di pedesaan dan sisanya ada di daerah perkotaan.

    Dengan adanya potensi peningkatan dari pertumbuhan penduduk dan juga adanya perubahan dari lingkungan yang berjalan begitu cepat, dan hal tersebut menjadi bukti bahwa semakin banyak penduduk yang terus berusaha untuk memperebutkan wilayah yang begitu terbatas dengan tujuan untuk menjaga keamanan pangan dan juga kebutuhan air yang semakin bertambah seiring dengan populasi yang meningkat. Akibat yang ditimbulkan yaitu adanya berbagai macam konflik internal. Seperti sebagai contoh yaitu adanya militansi yang terjadi antara Hindu dengan masyarakat muslim yang ada di kawasan Asia Selatan yang disebabkan oleh buruknya kualitas lingkungan yang ada di Iran dan menyebabkan banyak masyarakat muslim keluar dari wilayah tersebut dan menjadi tersebar ke berbagai wilayah Asia Selatan. Perubahan iklim juga menjadi faktor semakin terbatasnya sumber daya dalam segi Supply dan Demand. Dalam segi Supply atau permintaan sumber daya yang begitu terbatas dalam segi kualitas dan juga dalam segi kuantitas bahan pangannya. Banyak para penguasa ikan dan juga pertanian menjadi sempit ruang geraknya dalam segi kuantitas dan kualitas dikarenakan adanya perubahan iklim. Kemudian pada segi Demand atau permintaan ketika semakin banyaknya pertumbuhan dari penduduk membuat meningkatnya permintaan yang diminta akan tetapi sumber daya yang diminta masih memiliki keterbatasan dan menjadikan kelompok lain saling menguasai permintaan dari kelompok lainnya. Maxwell dan Reuveny memberikan tambahan mengenai adanya kecenderungan akan kualitas lingkungan yang menyebabkan lemahnya institusi politik.

      Banyaknya pertumbuhan penduduk menyebabkan banyaknya wilayah baru yang dibuat seperti pemukiman yang ada di India dan juga Srilangka yang mulai bergeser ke wilayah tepi pantai, dimana dengan perpindahan tersebut berdampak kepada rentan naiknya air laut dan juga rentan oleh badai tropis yang sering kali terjadi ketika adanya pergantian musim. Kawasan Asia Selatan merupakan kawasan yang sering kali tidak stabil ketika setelah terjadinya Perang Dingin dan menyebabkan banyaknya potensi untuk terjadinya konflik dan ketidakstabilan ekonomi. Konflik terjadi disebabkan adanya partisipasi dan juga adanya perebutan wilayah dan sumber seperti air dan juga sumber daya alam yang terbatas. Kemudian adanya perubahan iklim yang memiliki tanda yaitu naiknya permukaan laut, intensitas hujan, kemudian banjir, kekeringan. Hal-hal tersebut yang memberikan ancaman untuk masyarakat seperti ketersediaan pangan, air, dan juga tempat tinggal, dalam segi kebutuhan yang diminta ataupun dalam permintaan yang ada. dimana dalam segi permintaan kekurangan sumber daya atau keterbatasan sumber daya dalam segi kualitas dan juga dalam segi kuantitas. Kemudian pada segi kebutuhan dengan semakin tingginya pertumbuhan dari penduduknya maka akan semakin banyak kebutuhan yang diminta oleh penduduk atau semakin banyak sumber daya yang diminta dan juga adanya keterbatasan untuk bertempat tinggal. Dimana semakin banyak penduduk yang ada di kawasan Asia Selatan akan tetapi tidak diimbangi oleh kebutuhan yang dibutuhkan maka akan berdampak buruk kepada perekonomian pada suatu wilayah, hal tersebut terjadi di India dimana penduduknya yang begitu banyak akan tetapi banyaknya ketimpangan sosial yang terjadi dan membuat masyarakat kurang mampu tidak tersentuh sama sekali bahkan hingga tidak di perhatikan. Bila pemerintah negara yang ada pada kawasan Asia Selatan dapat memberikan sumber pangan yang baik dan juga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi para penduduknya yang layak maka dengan berjalannya waktu diharapkan akan ada jauh lebih baik segi perekonomiannya.

Sumber


Citra Hennida. 2012. “Perubahan Iklim dan Potensi Konflik di Kawasan Asia Selatan”. http://journal.unair.ac.id/JGS@perubahan-iklim-dan-potensi-konflik-di-kawasan-asia-selatan-article-4410-media-23-category-8.html


Dedet Dingkocari Akasumbawa, 2021, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI NEGARA DENGAN JUMLAH PENDUDUK TERBESAR DI DUNIA (STUDI PADA NEGARA CHINA, INDIA, INDONESIA, PAKISTAN DAN AMERIKA SERIKAT)”. https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/welfare/article/view/2611/1711


Oleh Aliudin Fajar Alimansyah, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkem