Langsung ke konten utama

Dinamika Gerakan Separatisme di Kawasan Asia Selatan

    Gerakan sepatarisme yang terjadi di Asia selatan memang masih menjadi permasalahan yang terus terjadi. Separatisme sendiri merupakan upaya untuk memisahkan atau ingin bebas dari suatu wilayah karena banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi memang banyak, mulai dari adanya perbedaan cara pandang, perbedaan ras atau suku, perbedaan agama hingga adanya ketimpangan sosial yang mengakibatkan kelompok separatisme muncul. Separatisme sendiri juga terkadang dianggap sebagai hal yang negatif tetapi belum tentu hal tersebut negatif karena ada beberapa gerakan separatisme yang terjadi karena adanya wilayah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat sehingga lebih memilih untuk memisahkan diri dari kawasannya. Hal tersebut juga terjadi di Asia selatan karena banyaknya suku budaya yang ada di kawasan Asia selatan maka terkadang ada beberapa negara yang kurang memperhatikan suatu wilayah biasanya adalah wilayah yang jauh dari ibu kota atau pusat pemerintahan.

    Karena banyaknya separatisme yang terjadi di Asia selatan maka persoalan ini memang masih jauh dari titik terang penyelesaian, karena terkadang malah menjadi permasalahan yang lebih besar lagi. Seharusnya negara yang memiliki permasalahan separatisme melakukan pendekatan dengan baik, akan tetapi malah kebanyakan memakai pendekatan yang bisa dikatakan hard power dan malah mengakibatkan para separatis semakin marah dan membenci negara nya sendiri dan lebih memilih untuk memisahkan diri dari negara. Terkadang juga gerakan separatime lebih untuk menuntut hak yang seharusnya diterima, tetapi negara yang bersangkutan kurang mampu memberikan hak tersebut sehingga kelompok separatime lebih memilih untuk membrontak dari pada dianggap sebagai anak tiri dari negara sendiri. Oleh maka itu pendekatan yang baik dan benar harus di lakukan oleh negara-negara yang ada di Asia selatan agar tercipta kawasan yang harmonis. Separatime yang ada di Asia selatan juga memiliki sejarah yang panjang sehingga sudah bertahun-tahun lamanya persoalan permasalahan separatime di Asia selatan belum menemukan titik terang dalam penyelesaian agar terhindari dari permasalahan yang lebih besar lagi.

    Permasalahan separatime sebenarnya juga masih menjadi permasalahan bukan di Asia selatan saja, tetapi juga di kawasan lain. Karena permasalahan tersebut yaitu separatisme muncul akibat adanya banyak faktor yang mempengaruhi sehingga gerakan separatime muncul dan menginginkan pemisahan dengan negaranya sendiri. Dalam sejarahnya, kawasan Asia selatan memang terdapat separatime yaitu seperti pada saat Bangladesh masih menjadi bagian dari Pakistan yaitu Pakistan timur. Pada saat itu Pakistan timur dilanda oleh separatime karena Pakistan timur menganggap bahwa Pakistan barat kurang mampu memperhatikan Pakistan timur hal tersebut menjadi permasalahan karena kawasan Pakistan timur dan barat yang bisa dikatakan terpisah karena adanya kawasan India di tengahya. Dengan adanya para kelompok separatime tersebut maka Pakistan barat merespon dengan menggunakan hard power dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Pemeberontakan di Pakistan timur juga di dukung oleh India sehingga para separatisme semakin berani dengan Pakistan barat sehingga pada tahun 1971 Pakistan timur berubah menjadi negara Bangladesh. Oleh karena itu Pakistan barat kehilangan Pakistan timur dan sekarang Pakistan timur menjadi negara Bangladesh. Sebenarnya permasalahan separatisme tersebut juga bisa dikatakan akan terselesaikan apabila menggunakan metode yang baik dan benar seperti negosiasi dengan para kelompok separatisme dan melakukan pendekatan yang lebih "lembut" agar bisa menyelesaikan masalah karena jika menggunakan cara hard power yaitu militer malah akan memperbesar masalah dan mengakibatkan kehilangan wilayah pada negara tersebut.

    Permasalahan separatisme juga terjadi di India yaitu Kahsmir dimana separatisme tersebut terjadi karena perbedaan agama. India yang mayoritas Hindu beranggapan bahwa daerah Kashmir harus tunduk pada pemerintahan India, sedangkan mayoritas penduduk di Kashmir adalah Islam. Separatisme yang terjadi kahsmir memang jelas karena perbedaan agama karena masyarakat Kashmir ingin bergabung dengan Pakistan maka India sangat tidak suka dan India melakukan tindakan yang bisa dikatakan membuat masyarakat kashmir geram yaitu dengan isolasi dimana adanya aparat yang sering berpatroli hingga adanya jam malam bagi wilayah Kashmir. Terdapat juga kekerasan yang dilakukan oleh aparat India sehingga terdapat banyak orang yang terluka. Dengan begitu malah separatisme akan semakin banyak karena wilayah tersebut malah seperti di isolasi.

    Wilayah Asia selatan hingga kini memang banyak meyimpan permasalahan tentu juga separatisme manjadi persoalan yang harus dibenahi dan juga harus diselesaikan dengan benar karena jika tidak akan menimbulkan permasalahan yang sangat serius sehingga bisa menimbulkan peperangan apa lagi jika menimbulkan perang saudara. Oleh maka itu seharusnya penyelesaian masalah yang ada di Asia selatan memang harus diperhatikan oleh pemerintahan setempat maupun internasional agar bisa memberikan solusi dari persamalahan separatisme ini. Pendekatan yang seharusnya dilakukan oleh negara-negara Asia selatan untuk mencegah separatisme muncul adalah dengan dialog dan juga lebih memperhatikan wilayah yang kurang diperhatikan agar bisa memberikan hak yang sama dengan wilayah yang lain dan diharapkan terciptanya kawasan yang harmonis dan tentram tanpa adanya konflik. Memang solusi yang ada terkadang belum memberikan dampak positif akan tetapi apabila pendekatan yang dilakukan bisa membuat situasi semakin kondusif maka ada pergerakan kearah yang baik dan separatime akan mengurang dengan berjalanya waktu.

    Kawasan Asia selatan memang masih dikatakan penuh dengan permasalahan dan konflik. Separatisme juga menjadi permasalahan yang masih banyak ditemukan. Separatimse juga muncul akibat dari kurangnya pendekatan dan juga kurangnya pemerintah pusat dalam menyelesaikan permasalahan dan juga terkadang menyelesaikan permasalahan dengan cara yang kasar atau hard power. Oleh maka itu seharusnya hard power dikesampingakan dulu dan lebih untuk menggunakan soft power dalam menyelesaikan permasalahan separatisme yang terjadi di negara-negara yang ada di Asia selatan tersebut. Oleh maka itu kawasan Asia selatan seharusnya bisa lebih merundingkan permasalahan yang ada dengan menggunakan pendekatan yang bisa dikatakan pendekatan yang baik agar tercipta kawasan yang harmonis.


Sumber

Gerakan Separatis dan Dampaknya Terhadap Pengembangah Demokrasi, Bambang Cipto, https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/download/5266/4699

Separatis Ingin Unjuk Rasa, India Perketat Pengamanan Kashmir

Oleh Zulfikar Hykal, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

     Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.      Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan Worl

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkem