Negara Pakistan telah melakukan pengembangan senjata nuklir sejak tahun 1998 dimana pengembangan tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut ialah untuk mengimbangi kekuatan India di kawasan Asia Selatan. Adanya pengembangan nuklir ini menyebabkan Pakistan mendapatkan sanksi ekonomi dari Amerika Serikat. India dan Pakistan terlalu melakukan pembaruan terhadap teknologi persenjataan dikarenakan kedua negara tersebut merasakan ancaman satu sama lain, hal ini dikarenakan banyaknya konflik yang terjadi berulang kali di antara kedua negara tersebut. Diketahui bahwa India dan juga Pakistan telah terlibat konflik bersenjata satu sama lain sebanyak 4 kali Dikarenakan catatan tersebut Pakistan tetap bersikeras untuk tetap membangun persenjataan nuklir karena selalu merasa berada dibawah ancaman India dan perlu untuk mengimbangi dan mencegah ancaman tersebut salah satunya dengan mengembangkan persenjataan nuklir. Dikarenakan kondisi-kondisi tersebut muncullah keadaan destabilize antar negara di kawasan Asia Selatan hal ini memancing Amerika Serikat dan juga Jepang untuk ikut serta dalam masalah Asia Selatan dengan cara cara memperingatkan Pakistan agar tidak melakukan uji coba dan juga pengembangan persenjataan nuklir, namun ancaman tersebut tidak dilakukan oleh Pakistan dan mereka tetap melanjutkan pengembangan persenjataan nuklir.(Dirjo 2014) Pada awalnya Pakistan mengembangkan teknologi nuklir untuk dijadikan sumber energi melalui Pakistan Atomic Energy commission, Tetapi dikarenakan terjadinya perang India Pakistan di tahun 1965 presiden Zulfikar Ali bhutto bekerjasama dengan Kanada untuk membangun reaktor nuklir di tahun 1971 namun Rektor tersebut mendapatkan pengawasan dikarenakan mampu menghasilkan plutonium yang dapat digunakan untuk penggunaan militer, Seiring berjalannya waktu Pakistan semakin berambisi untuk mengembangkan dan menghasilkan plutonium maka dari itu Pakistan bekerjasama dengan berbagai Institut Institut nuklir yang ada di dunia seperti British Nuclear Fuel dan juga Gobain Techniques Nouvelles dari Perancis Agar dapat Membangun fasilitas yang dapat menghasilkan utonium sebanyak 200 kg per tahun Namun kerjasama tersebut dibatalkan dikarenakan Mitra dari Pakistan mendapatkan tekanan dari Amerika Serikat Hal ini menyebabkan Pakistan mencari alternatif lain untuk dapat memproduksi plutonium, alternatif tersebut ditemukan dengan memanfaatkan ahli metalurgi Pakistan yaitu Dr Abdul qadeer Khan dikarenakan hal tersebut Pakistan berhasil menciptakan dan menghasilkan serta mengembangkan teknologi persenjataan nuklir dalam negeri dengan memanfaatkan potensi Khan.(Mutia 2020).
Abdul Kadir khan yang merupakan kunci utama pengembangan teknologi nuklir Pakistan yang dituduh telah melakukan spionase di negara-negara Eropa saat melaksanakan studi di sana, Khan Memulai studinya di Eropa pada tahun 1962 di mana Ia mendapatkan gelar master di bidang teknik metalurgi di University of teknologi Belanda pada tahun 1967 serta gelar Ph.D Dalam bidang metalurgi di Universitas Katolik leuven Belgia Di tahun 1972. Setelah lulus iya bekerja di sebuah laboratorium riset dinamik FDO yang berfokus dalam pengayaan uranium, selama masa kerja Khan menempati posisi posisi penting sehingga Ia mendapatkan akses tak terbatas di perusahaan tersebut. Husein menempuh studi dan memiliki pengalaman kerja di luar negeri Khan mengirimkan surat yang ditunjukkan terhadap Perdana Menteri Pakistan pada September 1974 di mana Iya menawarkan jasanya kepada Pakistan, di bulan Januari 1976 Ia mendapatkan undangan dari perdana menteri Zulfikar Ali bhutto disaat-saat tersebutlah ia membantu Pakistan mengembangkan persenjataan dan teknologi nuklir milik Pakistan, pada bulan Mei 1998 Pakistan berhasil meredakan 6 bom nuklir Dikarenakan keberhasilan Tersebut negara Pakistan berhasil mengembangkan sistem pertahanan yang cukup mumpuni dan dapat mengimbangi India. Setelah berhasil mengembangkan plutonium Secara mandiri Pakistan melanjutkan pengembangan persenjataan Misil yang dapat membawa hulu ledak nuklir, maka dari itu Departemen Pertahanan Pakistan bekerjasama dengan Cina untuk mengembangkan persenjataan misil tersebut, Selain itu kedua negara tersebut juga mengembangkan teknologi nuklir yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi dan Kedamaian.(Muamar 2014).
Semua kerjasama militer antara Pakistan dan China dimulai sejak tahun 1963 setelah penandatanganan Boundary agreement yang menyangkut Wilayah jammu Kashmir, sejak penandatanganan perjanjian hubungan kedua negara mengalami perkembangan yang cukup signifikan dimana Cina menjadi sekutu militer yang paling konsisten membela Pakistan dalam segi pertahanan negara, berkat kerjasama dengan Cina Pakistan berhasil membangun berbagai infrastruktur pertahanan serta mampu menyelesaikan sejumlah mega proyek dan joint venture dengan bantuan Cina. beberapa proyek bersama yang dilakukan oleh Pakistan dan China ialah produksi pabrik artillery dan juga pabrik teknik penerbangan dari kerjasama tersebut juga menghasilkan berbagai persenjataan kecil dan menengah dan juga berbagai komponen penting untuk industri pertahanan kedua negara. Dapat dikatakan bahwa Cina merupakan pemasok peralatan militer paling konvensional bagi Pakistan di mana Ia membantu Pakistan dalam membangun pertahanan baik darat, laut, dan udara.(Putri 2021).Hubungan kedua negara tersebut sempat terganggu dikarenakan munculnya laporan yang menyebutkan bahwa Cina membantu Pakistan dalam pengembangan teknologi rudal dan teknologi nuklir namun tuduhan tersebut dibantah oleh kedua negara tersebut.(Florence 2013) di tahun 2006 Pakistan dan China bekerja sama untuk mengaplikasikan energi nuklir sebagai sumber energi Namun kerjasama tersebut dicurigai memiliki motif militer. Semenjak Intens ya hubungan antara Pakistan dengan China Amerika Serikat kurang mendapat simpati dari masyarakat Pakistan dikarenakan Amerika Serikat yang telah memberikan sanksi terhadap Pakistan pada saat masa kritis sangat berbanding terbalik dengan Cina yang muncul dengan tawaran untuk bekerja sama agar Pakistan dapat memperoleh kemandirian di bidang pertahanan, Selain itu kerjasama antara Pakistan dan China tidak pernah mengaitkan mengenai isu internal satu sama lain hal ini sangat berbeda dengan Amerika Serikat yang kerap ikut campur Terhadap isu internal negara lain.
Pengembangan teknologi nuklir Pakistan pada dasarnya dilatarbelakangi akan kebutuhan energi namun dikarenakan terjadinya konflik antara Pakistan dengan India serta meningkatnya sistem pertahanan yang dimiliki oleh India, Pakistan juga akhirnya berambisi untuk mengembangkan teknologi nuklir sebagai persenjataan militer pada awalnya Pakistan mengharapkan keberhasilan pengembangan teknologi nuklir sebagai persenjataan militer dari kerjasama yang dilakukan dengan beberapa negara di Eropa namun dikarenakan adanya interferensi dari Amerika Serikat Pakistan tidak memiliki alternatif lain. akan tetapi pengembangan teknologi nuklir Pakistan sebagai persenjataan militer berhasil dilanjutkan berkat keahlian Dr Abdul Qadeer Khan Yang telah menempuh studi dan juga memiliki pengalaman kerja di beberapa perusahaan yang mengembangkan kan teknologi nuklir sebagai persenjataan di Eropa. Selain itu Kerjasama dengan China semakin mendorong pengembangan teknologi pertahanan Pakistan, pada pada inti Pak mengembangkan teknologi nuklir sebagai persenjataan militer agar merasakan aman dan tidak merasa terancam lagi oleh India dikarenakan catatan konflik yang dimiliki kedua negara.
Daftar Pustaka
Dirjo, Alexander Zulkarnaen Prawiro. 2014. “Pembangunan Persenjataan Nuklir Pakistan Di Tengah Sanksi Ekonomi Oleh Amerika Serikat.” 7 No. 2:41–51.
Florence, Fransisca. 2013. “Implikasi Konflik India-Pakistan Terhadap Stabilitas Keamanan Regional Asia Selatan Paska Kerjasama Nuklir Pakistan – China.”
Muamar. 2014. “KEPENTINGAN PAKISTAN DALAM PENGEMBANGAN NUKLIR (PERIODE 2008-2012).
Mutia, Nurul. 2020. “ANALISIS KERJA SAMA TIONGKOK-PAKISTAN TERKAIT PENGEMBANGAN NUKLIR PADA TAHUN 2011-2015.” 151–56.
Putri, Amalia Natasya. 2021. “Analisis Kepentingan China Dalam Mendukung Pakistan Di Konflik Kashmir.” 1:111–19.
Komentar
Posting Komentar