Langsung ke konten utama

Dinamika Kondisi Lingkungan di Bangladesh

Bangladesh merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Selatan, Bangladesh merupakan negara dataran rendah yang dikenal dengan negara hijau dikarenakan di negara ini terdapat pertanian yang luas serta banyaknya aliran sungai yang mengaliri seluruh penjuru negara ini. Masyarakat negara ini juga mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian terbesar di Bangladesh. Negara ini termasuk dalam negara yang mempunyai populasi penduduk terbesar di dunia hingga mencapai kurang lebih 164 juta jiwa yang membuat negara ini menduduki peringkat ke-8 dengan penduduk terbanyak di dunia. Namun, karena banyaknya penduduk di negara ini juga menyebabkan ketimpangan sosial, ketidakmerataan ekonomi yang akhirnya menimbulkan tingkat kemiskinan yang sangat tinggi di negara ini. 

Bangladesh adalah salah satu negara termiskin di dunia yang dikenal rentan terkena dampak bencana alam, polusi dan berbagai bahaya kesehatan masyarakat. Kendala lingkungan utama negara ini adalah kerentanannya terhadap banjir musiman, sanitasi yang tidak memadai dan infrastruktur yang terbatas untuk pengelolaan air limbah. Konversi Sundarbans menjadi tambak udang dan sawah telah mengurangi perlindungan yang diberikan oleh jalur pantai tersebut. Hal ini, bersama dengan sedimentasi di wilayah delta barat, telah meningkatkan resiko banjir. Laju aliran sungai yang tinggi selama musim hujan di bagian tengah dan timur Teluk Benggala kemudian juga menjadi ancaman bagi keselamatan manusia dan hewan. Kesulitan dalam memasang dan memelihara jaringan sanitasi di daerah rawan banjir seringkali menyebabkan masalah polusi. Polusi dengan limbah dan air limbah dari budidaya udang dan industri kulit berkontribusi terhadap kualitas air yang buruk di sungai dan delta.

Tidak hanya masalah kemiskinan dan masalah ekonomi, saat ini Bangladesh juga tengah menghadapi masalah lingkungan yang serius. Hingga saat ini, Bangladesh masih menghadapi berbagai masalah lingkungan yang dapat mengancam sumber daya alam di negara tersebut. Namun belakangan ini, perubahan iklim yang terjadi di dunia memperburuk kondisi lingkungan di Bangladesh. Perubahan iklim yang terjadi setiap tahunnya mempengaruhi kondisi lingkungan di Bangladesh, ancaman pemanasan global yang mengakibatkan melelehnya es di pegunungan Himalaya juga menjadi masalah yang akan dihadapi oleh Bangladesh pada beberapa tahun mendatang. Hal ini dikarenakan Bangladesh merupakan negara dataran rendah, dengan mencairnya es yang disebabkan oleh pemanasan global, maka kemungkinan besar sebagian wilayah di Bangladesh terancam akan tenggelam dan tidak akan bisa diselamatkan lagi. Perubahan iklim juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di Bangladesh, faktanya negara ini seringkali menghadapi bencana banjir yang sangat merugikan dan merupakan sebuah hambatan bagi ekonomi negara. 

Air minum yang digunakan di Bangladesh juga pernah ditemukan terkontaminasi dengan banyak senyawa kimia yang berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia. Hal ini pada awalnya diakibatkan oleh pengeboran jutaan sumur dangkal yang dilakukan oleh pemerintah pada puluhan tahun silam yang awalnya bertujuan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat desa Bangladesh yang celakanya pemerintah tidak mengetahui bahwa tanah yang di bor tersebut telah memiliki kandungan arsenik alami, yang akhirnya menimbulkan banyak kasus seperti masalah kesehatan yang diakibatkan oleh arsenik hingga banyaknya masyarakat Bangladesh yang tewas karena meminum air yang telah terkontaminasi tersebut. Kondisi air yang buruk di Bangladesh juga diperparah dengan banyaknya industri yang kemudian menimbulkan pencemaran air terutama di wilayah Ibukota, Dhaka. Kontaminasi timbal banyak ditemukan dalam perairan ibukota Bangladesh, hal ini sangat mempengaruhi kondisi lingkungan serta kesehatan masyarakat. Bangladesh

(Seorang anak melihat sungai yang tercemar di daerah Dhaka. Sumber: www.bbc.com)

Di daerah pesisir Bangladesh, kontaminasi senyawa kimia sangat mempengaruhi kehidupan laut dan ekologi di perairan tersebut. Hal tersebut kemudian dapat mempengaruhi ekonomi wilayah yang komoditasnya bergantung pada akuatik. Karena adanya senyawa kimia dalam perairan dapat berdampak terhadap pencemaran habitat ikan serta berpengaruh terhadap sistem reproduksi makhluk akuatik tersebut. Pada skenario terburuknya, ikan ataupun komoditas perairan di wilayah tersebut dapat memiliki tingkat senyawa kimia yang tinggi. Jika ikan mempunyai kandungan logam ataupun senyawa kimia, para nelayan tidak mungkin menjualnya untuk dikonsumsi. Apabila seorang konsumen membeli lalu mengkonsumsi ikan tersebut, maka kemungkinan besar mereka beresiko mengalami masalah kesehatan yang serius. Ada kemungkinan untuk ikan akan pindah dari daerah yang tercemar untuk menghindari air yang beracun yang kemudian dapat mempengaruhi pare nelayan sebagai mata pencaharian utama di daerah tersebut. 

Banyaknya masalah air yang terkontaminasi di Bangladesh kemudian menjadi masalah besar bagi negara tersebut. Akibatnya, daerah ibukota sering mendapati isu krisis air bersih dikarenakan kurangnya air yang layak minum yang diakibatkan oleh banyaknya industri di daerah tersebut. Ekosistem akuatik juga akan terancam karena kehadiran senyawa kimia akan secara langsung mengancam kehidupan mereka. 

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2018/06/06/94421253-c691-4ff6-82c2-2125ed5596c5.jpeg?w=800&q=90

(Krisis air bersih di Dhaka, Ibukota Bangladesh. Sumber: www.news.detik.com)

Menanggapi masalah lingkungan yang kerap kali terjadi di negara tersebut, pemerintah Bangladesh sepakat untuk membentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan pada tahun 1989 yang bertujuan untuk menangani masalah lingkungan serta mempertimbangkan bagaimana peran perubahan iklim terhadap pembangunan negara tersebut. Namun pada kenyataannya, hingga saat ini masih banyak terjadi masalah lingkungan yang tidak dapat diatasi oleh pemerintah Bangladesh. Hal tersebut dikarenakan kurangnya interaksi antara pemerintah dan warga Bangladesh yang kemudian menimbulkan kurangnya literasi ataupun warga Bangladesh terhadap masalah lingkungan yang terjadi. Ketika terjadi bencana alam seperti banjir, yang paling terdampak adalah masyarakat menengah kebawah. Karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani ataupun nelayan, hal ini dapat kita pahami bahwa banjir ataupun bencana alam lain akan lebih mempengaruhi masyarakat miskin dibandingkan dengan yang kaya. 

Banyaknya masalah lingkungan yang terjadi di Bangladesh akan sangat mempengaruhi kondisi lingkungan di negara tersebut. Pemerintah Bangladesh diharapkan dapat berkoordinasi dengan masyarakata setempat, yang kemudian kerjasama tersebut akan menekan jumlah masalah lingkungan di negara tersebut. Karena sangat disayangkan sekali jika nantinya Bangladesh akan terpuruk akibat masalah lingkungan yang terjadi mengingat banyaknya potensi sumber daya alam di negara tersebut. 

Daftar Pustaka

(2018, Juni 6). Retrieved from Krisis Air Bersih Mengancam Kehidupan Warga di Dhaka: https://news.detik.com/foto-news/d-4056021/krisis-air-bersih-mengancam-kehidupan-warga-di-dhaka

(2021, Januari 10). Retrieved from Perubahan iklim: Apa yang bisa kita pelajari dari Bangladesh, negara yang beradaptasi dan hidup bersama banjir: https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-55526986

Park, W. (n.d.). Retrieved from Bangladesh, negara yang perlahan menghilang karena gelombang pasang: https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-50120583


Oleh Finzein Naufal Aslam, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

     Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.      Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan Worl

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkem