Langsung ke konten utama

Potensi Geografis Negara Bangladesh

    Bangladesh merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan Asia Selatan yang berbatasan langsung dengan India di sebelah timur dan barat, serta berbatasan langsung dengan Myanmar di sebelah tenggara, dan teluk bengala di sebelah selatan. Luas wilayah Bangladesh sekitar 148,460.00 km2 yang sebagian besar merupakan dataran rendah. Hal tersebut menjadikan Bangladesh sering kali mengalami bencana alam seperti Banjir. Selain masalah banjir maupun bencana alam lainnya, Bangladesh juga mengalami overpopulation atau kelebihan penduduk yang cukup parah. Oleh karena itu banyak penduduk yang tidak memiliki lahan dan terpaksa untuk hidup mengolah lahan rawan banjir. Selain itu karena adanya kelebihan populasi penduduk, Bangladesh juga memiliki permasalahan pencemaran air yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan kimia berlebihan serta adanya masalah lingkungan lainnya seperti deforestasi, erosi, dan juga degradasi tanah. Selain masalah lingkungan, Bangladesh juga berpotensi terkena imbas dari adanya konflik-konflik yang terjadi di kawasan Asia Selatan atau bahkan berpotensi terlibat dalam konflik-konflik yang terjadi di kawasan Asia Selatan. Adapun beberapa konflik yang terjadi di kawasan Asia Selatan diakibatkan oleh perbedaan etnis, agama, maupun perihal sengketa wilayah. Adapun konflik sengketa wilayah dilatarbelakangi oleh perebutan sumber daya alam di suatu wilayah yang dijadikan sengketa. Hal tersebutlah yang menarik untuk dikaji lebih dalam mengenai potensi-potensi geografis yang terjadi di Bangladesh.

    Bangladesh yang sebagian besar wilayahnya berada di dataran rendah menyebabkan sering terjadinya bencana alam banjir dan juga bencana alam lainnya seperti deforestasi, erosi, dan juga degradasi tanah. Akibat dari kondisi geografis tersebut banyak penduduk yang terpaksa hidup di lahan atau wilayah yang rawan terkena bencana. Hal tersebut juga dikarenakan Bangladesh mengalami overpopulation atau kelebihan penduduk sehingga tidak ada tempat atau wilayah lain untuk ditempati. Selain itu negara-negara di kawasan Asia Selatan seperti Bangladesh, Pakistan, India, dan Srilanka bekerja di sektor pertanian yang bergantung pada iklim dan ketersediaan sumber daya alam. Perubahan iklim yang sering terjadi di kawasan Asia Selatan dapat mengancam produksi pangan. Perubahan iklim yang terjadi dapat meningkatkan curah hujan dan badai yang intensif akhirnya dapat mempengaruhi produksi pangan yang sangat bergantung pada iklim. Selain itu perubahan iklim dapat mengancam ketersediaan air dan juga ketersediaan tempat hidup. Perubahan iklim sangat berpengaruh di kawasan Asia Selatan. Perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya konflik meskipun tidak menjadi penyebab langsung melainkan bertindak secara tidak langsung dan berfungsi sebagai katalisator terhadap penyebab munculnya konflik. Potensi konflik yang ada berputar pada tiga hal yaitu keamanan pangan, keamanan air, dan keamanan tempat hidup. Konflik yang terjadi antara Bangladesh dan India sering terjadi karena perubahan iklim. Adapun konflik terkait dengan pengaturan Sungai Gangga. India membangun bendungan Farakka dank anal-kanalnya untuk meningkatkan kegiatan industrinya. Pada tahun 1975 terdapat perjanjian antara India dan Bangladesh yang mengatur perihal distribusi air seperti dibuka atau tutupnya kanal-kanal tersebut. Kemudian pada tahun 1988 mekanisme dari perjanjian tersebut tidak berjalan karena India seringkali menutup kanal-kanal tersebut secara sepihak. Hal tersebut tentunya berdampak pada Bangladesh yang dapat menyebabkan kekeringan serta berpengaruh terhadap kegiatan produksi dalam industri pertanian maupun industri lainnya. Hal tersebut dikarenakan sektor pertanian sangat bergantung pada ketersediaan air. Disisi lain ketika musim penghujan India seringkali membuka kanal-kanal tersebut secara sepihak agar di wilayahnya tidak terjadi banjir, hal tersebut kemudian menyebabkan banjir di wilayah Bangladesh. Akibatnya sering terjadi konflik antara Bangladesh dan India. Selain karena perubahan iklim, letak geografis Bangladesh yang berada di kawasan yang sering terjadi konflik juga seringkali berpotensi menjadi tempat pengungsian bagi penduduk yang berada di wilayah konflik. Seperti konflik etnis yang terjadi di Myanmar antara etnis Rohingya dan Pemerintah Myanmar yang berlarut-larut sehingga banyak penduduk Myanmar khususnya etnis Rohingya sendiri mengungsi ke wilayah lainnya salah satunya ke Bangladesh. Hal tersebut tentunya menjadi tantangan bagi Bangladesh dikarenakan Bangladesh sendiri mengalami kelebihan populasi penduduk sehingga akan sulit jika menerima pengungsi dari negara-negara lainnya. Disisi lain dengan adanya pengungsi dari negara-negara lain tentunya berpotensi dalam hal keamanan negara Bangladesh itu sendiri karena seringkali pengungsian dijadikan sebagai sarana penyelundupan obat-obat terlarang atau narkoba. Selain itu Bangladesh juga perlu menanggung hidup ratusan ribu orang-orang Rohingya yang mengungsi di Bangladesh. Tentunya Pemerintah Bangladesh perlu mengalokasikan dana yang cukup besar untuk menanggung hidup para pengungsi di negaranya.

    Selain karena kondisi geografis Bangladesh yang berada di dataran rendah sehingga seringkali mengakibatkan banjir dan bencana alam lainnya, perubahan iklim juga menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi oleh Bangladesh. Wilayah Asia Selatan dengan kondisi geografis yang bermacam-macam dapat menyebabkan terjadinya konflik antara negara-negara di kawasan Asia selatan tersebut. Negara-negara di kawasan Asia Selatan seperti Bangladesh, Pakistan, India, dan Srilanka bekerja di sektor pertanian yang bergantung pada iklim dan ketersediaan sumber daya alam. Perubahan iklim yang sering terjadi di kawasan Asia Selatan dapat mengancam produksi pangan. Perubahan iklim yang terjadi dapat meningkatkan curah hujan dan badai yang intensif akhirnya dapat mempengaruhi produksi pangan yang sangat bergantung pada iklim. Perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya konflik meskipun tidak menjadi penyebab langsung melainkan bertindak secara tidak langsung dan berfungsi sebagai katalisator terhadap penyebab munculnya konflik. Potensi konflik yang ada berputar pada tiga hal yaitu keamanan pangan, keamanan air, dan keamanan tempat hidup. Letak geografis Bangladesh yang berada di kawasan yang sering terjadi konflik juga seringkali berpotensi menjadi tempat pengungsian bagi penduduk yang berada di wilayah konflik. Seperti konflik etnis yang terjadi di Myanmar antara etnis Rohingya dan Pemerintah Myanmar sehingga banyak penduduk Myanmar khususnya etnis Rohingya sendiri mengungsi ke wilayah Bangladesh. Hal tersebutlah yang menjadi potensi-potensi geografis Bangladesh di kawasan Asia Selatan.


Daftar Pustaka

Hennida, Citra. “Perubahan Iklim dan Potensi Konflik di Kawasan Asia Selatan”, Global & Strategis, Th. 6 No. 2, Juli-Desember 2012.

Arifin, Mizan dkk. “Analisis Kepentingan Nasional Bangladesh dalam Kebijakan Penghentian Penerimaan Pengungsi Rohingya”, Journal of International Relation, Vol. 7 No. 1, 2021.

Geost, Flysh. “Peta Negara Bangladesh Lengkap Dengan Kota, Sumber Daya Alam, Batas Wilayah Dan Keterangan Gambar Lainnya”, Geologinesia, 12 September 2018, diakses melalui : https://www.geologinesia.com/2018/09/peta-negara-bangladesh.html 

Oleh Oktavian Cahya Azhim Saputra, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

     Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.      Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan Worl

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkem