Langsung ke konten utama

Dinamika Perkembangan Senjata Nuklir di India dan Pakistan

    Nuklir merupakan sebuah teknologi yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi namun juga dapat berubah menjadi sebuah kekhawatiran karena penemuan nuklir di satu sisi dapat memberikan solusi bagi banyak negara untuk dapat dijadikan sebagai sumber energi, akan tetapi di sisi lain teknologi nuklir juga dapat berpotensi sebagai senjata yang sangat mematikan dan berbahaya apalagi jika disalah gunakan.

    Asia Selatan merupakan salah satu kawasan yang memiliki populasi penduduk terpadat di dunia. Selain dikenal sebagai kawasan dengan penduduk terpadat didunia, Asia selatan juga juga dikenal sebagai salah satu kawasan yang rentan dengan terjadinya konflik serta ketegangan politik. Negara-negara di kawasan Asia Selatan memiliki pola hubungan internasional yang khas dimana pola hubungan tersebut terbentuk dari konflik-konflik yang pernah terjadi. Setiap negara di Kawasan Asia Selatan memiliki masalah yag bersifat dapat mengancam stabilitas keamanan. Beberapa contoh konflik yang terjadi dikawasan Asia Selatan diantaranya adalah konflik politik di Bangladesh, konflik Kashmir, terorisme, konflik India-Pakistan, konflik India-Sri Lanka, dan lain sebagainya. Besarnya potensi konflik yang ada di Kawasan Asia Selatan membuat masing-masing negara memperkuat pertahanan kawasan mereka. Hal ini lah yang kemudian dijadikan sebagai dasar bahwa wilayah-wilayah di kawasan Asia Selatan dikenal sebagai kawasan pengembang nuklir.

    Asia Selatan memulai pengembangan nuklir pada bulan Mei 1998 tepatnya saat berlangsungnya perang kargil 1999. Perang kargil sendiri adalah sebuah konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang berlangsung antara Mei dan Juni tahun 1999 di distrik Kargil, Khasmir. Konflik ini terjadi karena pasukan Pakistan dan Militan Khasmir masuk ke wilayah India pada Line of Control yang mana kawasan tersebut adalah perbatasan de facto dari kedua negara tersebut. Yang mana pada peristiwa tersebut tentara Pakistan dan Militan Kashimir mengambil alih puncak vital di Kargil. Hingga angkatan bersenjata India beserta angkatan udaranya memaksa Pakistan untuk mundur. Akibat dari konflik yang berkepanjangan tersebut kawasan ini mengalami nuklirisasi.

    Sebagai negara dengan populasi yang tertinggi dibanding negara yang lain, India menjadi salah satu negara yang paling ditakuti oleh negara kawasan yang lainnya. Salah satu negara di Kawasan Asia Selatan yang berpotensi besar dalam keterlibatannya di perlombaan nuklir dan teknologi nuklir atau yang dikenal dengan proliferasi nuklir adalah India. Sebagai negara dengan populasi penduduk tertinggi di kawasan Asia Selatan tentu saja membuat India bersikeras untuk melindungi kawasannya dari negara-negara yang lain. India memulai program Nuklir sebelum merdeka tepatnya pada tahun 1944. Awalnya, india mendirikan program nuklir sebagai bentuk untuk berdamai namun seiring berjalannya waktu dengan melihat kondisi konflik di Asia Selatan maka India menjadikan program nuklir untuk mempertahankan keutuhan kedaulatan India sendiri.

    Henry Kissinger mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan mengapa sebuah negara memanfaatkan senjata Nuklir. Yang pertama yaitu adanya keinginan suatu negara untuk menjadi kekuatan dunia. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kedaulatan bagi negara mereka. Kedua yaitu ketika suatu negara merasa posisinya terancam atas kekuatan yang lebih besar dari negara tetangga. Dan yang terakhir adalah menjadikan nuklir sebagai alat mengintimidasi negara tetangga. Hal ini biasanya dilakukan oleh negara-negara yang merusak adanya keseimbangan kekuatan di kawasan mereka. Dari beberapa alasan tersebut, India termasuk pada golongan yang pertama yaitu memanfaatkan nuklir sebagai bentuk kekuatan.

    Seperti yang kita ketahui, India mrupakan salah satu negara terbesar ketujuh di dunia. Selain itu, India juga merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam keterlibatannya terkait ppoliferasi nuklir. Perekonomian India menempati urutan terbesar ke empat di dunia dalam Produk Nasional Bruto (PDB), dan sebagai salah satu pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Serta menjadikan India sebagai negara dengan sistem demokrasi liberal terbesar di dunia sehingga memiliki kekuatan militer yang terbesar dan memiliki kemampuan senjata nuklir.

    Dalam pengembangan nuklir di India tersebut, salah satu aktor yang berperan penting adalah Dr. Bhabha yaitu merupakan salah seorang anggota dari Indian Atomic Ennergy Commision (IAEC). IAEC sendiri merpakan suatu badan yang menyediakan fasilitas pendukung terkait penelitian yang berhubungan dengan nuklir. Dari situlah kemudian Dr.Bhabha dan beberapa peneliti yang lain mulai melakukan pengembangan terkait teknologi nuklir. Setelah melakukan beberapa percobaan, pengembangan nuklir tersebut akhirnya mengalami peningkatan yang membuat India harus mencari investor untuk membantu banyaknya biaya yang harus dikeluarkan. Pada akhirnya Pemerintah India mendapatkan bantuan kerjasama dari Inggris yaitu United Kingdom’s atomic Energy authority (UkaEa). Selain itu India juga mendapatkan bantuan berupa teknologi pengembang nuklir dari Kanada. Dari tujuan utama India yang hanya memanfaatkan nuklir sebagai kepentingan militer pada akhirnya berkembang menjadi ide pengembangan nuklir sebagai energi listrik. Dengan menjadikan nuklir sebagai energi listrik nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat India dan diharapkan dapat membantu pertumbuhan negara India agar dapat menjadi negara yang maju. Setelah itu India terus melakukan perkembangan nuklir melalui uji coba-uji coba yang dilakukan dengan beberapa negara yang turut dalam kerjasama tersebut. Dalam perkembangannya, India juga mendapatkan bantuan dalam bentuk kerjasama bersama Amerika Serikat.

    Adanya persaingan senjata antara Pakistan dan India membuat Pakistan turut meningkatkan keamanan kawasannya dengan meningkatkan program nuklirnya. Jika India menggunakan nuklir menggunakan nuklir sebagai bentuk kekuatan negara mereka maka Pakistan menjadikan nuklir sebagai bentuk perlindungan atas posisinya yang terancam dari India. Dalam hal ini Pakistan melakukan berbagai uji coba. Pakistan melakukan perluasan pada kompleks produksi Plutonium utamanya di Khushab, Punjab. Adapun program yang dilakukan tersebut bertujuan untuk menjaga Pakistan serta menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Pakistan itu sendiri.

    Pakistan memiliki bidang teknis, infratruktur dan tenaga profesional yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan India. Sehingga, Pakistan ingin mengejar ketertinggalannya dibidang lunak dari program rudal yang dibuat. Dalam hal ini Pakistan bekerja sama untuk memanfaatkan tenaga modern. Pakistan memiliki 3 jenis rudal yaitu rudal jarak pendek, rudal jarak menengah dan rudal jarak jauh yang diperkirakan dapat menjangkau seluruh titik terjadinya perang di India. Selain itu, Pakistan juga meningkatkan kekuatan konvensionalnya yaitu dengan melakukan akuisi 30-40 jet tempur FC-31 dari China sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan kemampuan tempur udara serta untuk menyeimbangkan kekuatan Angkatan Udara dari India.

    Asia selatan merupakan suatu kawasan yang dikenal rentan terhadap terjadinya konflik serta ketegangan politik. Negara-negara di kawasan Asia Selatan memiliki pola hubungan internasional yang khas dimana pola hubungan tersebut terbentuk dari konflik-konflik yang pernah terjadi. Setiap negara di Kawasan Asia Selatan memiliki masalah yang bersifat dapat mengancam stabilitas keamanan. Hal inilah yang kemudian mendasari beberapa negara di Asia Selatan melakukan pengembangan senjata Nuklir khusunya India dan Pakistan. Henry Kissinger mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan mengapa sebuah negara memanfaatkan senjata Nuklir. Yang pertama yaitu adanya keinginan suatu negara untuk menjadi kekuatan dunia. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kedaulatan bagi negara mereka. Kedua yaitu ketika suatu negara merasa posisinya terancam atas kekuatan yang lebih besar dari negara tetangga. Dan yang terakhir adalah menjadikan nuklir sebagai alat mengintimidasi negara tetangga. Jika dilihat dari beberapa alasan tersebut, maka tujuan India dalam memanfaatkan nuklir berada di golongan pertama yaitu sebagai bentuk kekuatan dari negara mereka. Sedangkan Pakistan berada pada golongan kedua yaitu menjadikan nuklir sebagai alat pelindung negara mereka atas posisinya yang terancam oleh negara yang lebih kuat yang mana dalam hal ini adalah India. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari kedua negara ini melakukan pengembangan di bidang Nuklir adalah untuk melindungi kedaulatan negara mereka.

Daftar Pustaka:


Dinamika Keamanan di Asia Selatan http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12284/g.%20BAB%20III.pdf?sequence=7&isAllowed=y 


Sejarah Kepemilikan Nuklir di India file:///C:/Users/Lutfi%20Fathony/Downloads/pengembangan%20nuklir%20india.pdf


Aniesa Noer Aieni. “Pengembangan Nuklir India dan Implikasi Terhadap Keamanan Regional di Asia Selatan” http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12284/k.%20jurnal.pdf?sequence=11&is


Oleh Alvin Notavia, Mahasiswi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

     Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.      Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan Worl

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkem