Langsung ke konten utama

Konflik Sipil India-Pakistan dan Sejarah Berdirinya Pakistan (Partition of India)

    Jika kita mendengar kawasan Asia Selatan, tentunya kita tidak bisa melupakan negara India dan Pakistan sebagai 2 negara yang memiliki wilayah paling luas di kawasan tersebut. Secara historisitas, India dan Pakistan pada mulanya merupakan dua negara yang menjadi satu kesatuan pada masa kolonial Inggris. Namun seiring berjalanannya dan banyaknya peristiwa dalam dinamika perpolitikkan India di paruh awal abad-20 menyebabkan Pakistan harus memisahkan diri dari India dan merdeka pada tahun 1947.

    Salah satu peristiwa yang menjadi penyebab utama terpisahnya dua negara ini adalah adanya konflik komunitas beragama antara Hindu dan Islam. Oleh karena itu, agar dapat mengakomodasi kepentingan dari dua komunitas ini, maka pihak kolonial Inggris memerdekakan dua dari kawasan ini menjadi India dan Pakistan. Jika kita amati, India pada umumnya merupakan negara yang memiliki mayoritas umat Hindu, sedangkan Pakistan merupakan negara yang mayoritasnya umat Islam. Peristiwa terpisahnya dua negara ini juga sering disebut partition of India atau yang dalam bahasa Indonesianya berarti “pemisahan India”

    Pergolakan konflik agama ini dimulai pada tahun 1885 dimana pada tahun tersebut para penduduk asli India mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk menampung aspirasi seluruh rakyat India. Organisasi tersebut bernama Kongres Nasional India (Indian National Congress). Dari organisasi inilah kemudian muncul tokoh-tokoh nasionalis India seperti Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru. Walaupun Kongres Nasional India menyatakan bahwa mereka akan menampung seluruh aspirasi rakyat India, pada akhirnya para umat Muslim di India ragu akan pernyataan tersebut. Hal tersebut dikarenakan umat Hindu di India sudah mencapai 70 persen lebih. Umat Muslim India khawatir jika Kongres ini benar-benar memenangkan pemilu maka pada akhirnya mereka yang hanya sebagai minoritas disana akan didiskriminasi dan diperlakukan layaknya warga pinggiran.

    Oleh karena itu, atas dasarnya banyaknya pertimbangan dan salah satunya dari pertimbangan diatas tadi, maka pada tahun 1906 para tokoh cendekiawan Muslim di India sepakat untuk mendirikan organisasi yang bernama Liga Muslim India (All-India Muslim League). Seperti halnya Kongres Nasional India, Liga Muslim India juga bertujuan untuk menampung seluruh aspirasi umat Muslim di India. Selain itu, Liga Muslim India juga memiliki rencana untuk memecah India menjadi 2 bagian, yakni negara khusus umat Muslim, dan negara khusus untuk orang non-Muslim. Wacana pembagian negara ini digagas pertama kali oleh tokoh besar Liga Muslim bernama Muhammad Iqbal pada tahun 1930. Bagi Iqbal, wilayah-wilayah yang memiliki mayoritas Muslim seperti Kashmir, Punjab, Sindh, Balochistan, dan Provinsi Perbatasan Laut sebaiknya memiliki negaranya tersendiri. Kemudian seorang tokoh Liga Muslim. Kemudian tokoh lainnya bernama Chaudhry Rehmat Ali menggagas nama “Pakistan” untuk daerah-daerah yang memiliki mayoritas umat Muslim tadi. Wacana ini kemudian semakin menguat setelah Kongres Nasional India memenangkan pemilu pada tahun 1937 dengan kemenangan di 6 daerah yang berbeda. Kongres Nasional India kemudian mendirikan dan menyusun sistem pemerintahan India tanpa melibatkan pihak Liga Muslim sama sekali. Adanya perlakuan Kongres ini pun kemudian semakin memperkuat wacana untuk mendirikan negara mayoritas Muslim. Salah satu tokoh yang paling berjuang agar wacana ini terwujud adalah Muhammad Ali Jinnah yang memiliki gelar “Bapak Negara Pakistan”

    Di bulan Maret 1946 pasca Perang Dunia II usai, Inggris kemudian berjanji ingin memberikan India kemerdekaan. Di tahun tersebut Inggris juga berjanji untuk memberikan solusi terbaik untuk India tentang bagaimana mereka merdeka. Dari pihak Kongres, mereka ingin India tetap dalam satu wilayah, namun pihak Liga Muslim tentunya tidak menyetujui gagasan tersebut. Pihak liga Muslim ingin India merdeka menjadi 2 negara.

    Pada saat Kongres, Liga Muslim, dan pihak Koloni mencari solusi ini, rupanya hubungan masyarakat Muslim dan Hindu di India semakin bergejolak. Hingga akhirnya gejolak ini mencapai puncaknya pada Agustus 1946. Perang sipil pun tak terelakkan lagi di India, dan akibatnya kejadian ini memakan korban hingga lebih dari 5000 orang. Selain itu, perang sipil ini kemudian juga menjalar hingga ke wilayah India lainnya.

(Suasana Kota Kalkutta ketika perang sipil berlangsung, Sumber BBC)

    Setelah melalui berbagai proses yang Panjang, pada akhirnya Pakistan resmi menjadi negara dan merdeka pada 15 Agutus 1946. Tokoh Liga Muslim, yakni Muhammad Ali Jinnah diangkat sebagai kepala negara Pakistan hingga ajal menjemputnya pada tahun 1948. Namun sayangnya suasana haru gembira atas kemerdekaan India dan Pakistan ini tidak berlangsung lama ketika peta wilayah antara India dan Pakistan terungkap di publik. Di Punjab Timur, penduduk Muslim disana sangat terkejut ketika mendapat wilayah yang mereka tempati merupakan wilayah India. Sebaliknya, Di Punjab Barat masyarakat Hindu juga terkejut mengingat wilayah yang mereka tempati adalah Pakistan. Akibatnya, pada warga Muslim yang ada di Punjab Timur mengungsi ke arab barat. Sedangkan warga Hindu di Punjab Barat juga mengungsi ke Punjab Timur. Saat orang-orang Punjab ini bermigrasi kerusuhan pun juga tak terelakkan lagi. Bahkan para polisi perbatasan Punjab pun sempat mengalami kewalahan dan tidak bisa lagi meredam kerusuhannya. Akibat dari kerusuhan ini, jalur kereta api yang ada di Punjab sempat mengalami kelumpuhan.

(Warga sipil Punjab yang bermigrasi menggunakan kereta. Hindustantimes.com)

    Peristiwa kemerdekaan India dan Pakistan ini pada akhirnya menjadi penyebab adanya gelombang migrasi terbesar di dunia semenjak pasca Perang Dunia II. Tentunya gelombang migrasi yang besar ini menyebabkan kerusuhan dan korban jiwa. Korban jiwa dari kerusuhan ini diperkirakan mencapai 200.000 hingga 1,5 juta jiwa. Para korban kerusuhan pun banyak yang mati mengenaskan, selain terinjak-injak, para korban juga ada yang mati dibakarm dipukuli, bahkan diperkosa. Tentunya hal ini disebabkan karena adanya sentimen agama dari kedua belah pihak. Adanya fenomena ini pada akhirnya juga menjadi salah satu penyebab mengapa hubungan India dan Pakistan selalu kurang baik hingga sampai saat ini.

Daftar Pustaka

Ansari, S.. 2017. “How The Partition of India Happened - and why its effects are still felt today”. How the Partition of India happened – and why its effects are still felt today (theconversation.com)

KK Aziz - Lahore: Vanguard Books and undefined 1993, “The Murder of History in Pakistan,” Sanipanhwar.Com, accessed April 8, 2022, https://sanipanhwar.com/The Murder of History in Pakistan.pdf.

Oleh: Fajri Adha, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Regionalisme Wilayah Kawasan Asia Selatan (SAARC)

     SAARC atau South Asia Association for Cooperation adalah sebuah organisasi regional yang berada di Asia Selatan yang berdiri pada 8 Desember 1985. beranggotakan negara negara di Asia Selatan antara lain adalah India, Pakistan, Sri Lanka, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Maldives dan juga Afghanistan, Organisasi ini dibentuk dikarenakan masalah masalah yang berada di Kawasan Asia Selatan tidak bisa hanya diselesaikan dalam lingkup domestik saja, melainkan membutuhkan bantuan dari negara negara tetangga terutama dalam satu kawasan regional. Presiden Bangladesh yakni Ziaur Rahman adalah salah satu pelopor berdirinya SAARC dan kemudian diadakan beberapa pertemuan di beberapa negara hingga pada 8 December 1985 SAARC resmi dibuat dan memiliki kantor pusat di Nepal .      Pembentukan SAARC sejatinya disebabkan oleh beberapa factor, salah satunya dilatarbelakangi oleh negara-negara Asia Selatan yang tidak dapat mengelola sumber daya manusia dan alamnya yang melimpah secara memadai. Selain itu

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk di Kawasan Asia Selatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

     Asia Selatan merupakan wilayah yang menempati sebanyak 3,4 persen saja dari luas daratan yang ada di dunia, wilayah Asia Selatan ini merupakan rumah bagi sekitar 24 persen dari populasi dunia dan hal tersebut menjadikan Asia Selatan menjadi tempat yang begitu padat penduduknya. Banyaknya isu kemiskinan yang sedang menjadi perhatian utama dari setiap negara termasuk wilayah Asia Selatan, dimana tingkat dari pertumbuhan penduduknya yang begitu tinggi dan ketidak adanya kesejalanan dari pertumbuhan ekonomi dan hal tersebut menjadi buruk dan dapat membuat banyak orang akan mengalami kondisi kemiskinan.      Dalam segi sejarah, fenomena kemiskinan dapat dikaitkan dengan beberapa tingkatan pendapatan. Dimana ketika seseorang dapat dikatakan memiliki kekurangan dalam segi perekonomian dan juga kehilangan sumber daya yang dibutuhkan yang digunakan untuk bertahan hidup seperti makanan, barang, dan juga fasilitas yang digunakan. Dalam lingkup internasional seperti yang telah disebutkan Worl

Karaktertistik kawasan Asia Selatan

Asia Selatan merupakan suatu wilayah di sisi selatan benua Asia, wilayah ini terdiri dari daerah-daerah di sekitar anak benua India. Wilayah Asia Selatan sejatinya berbatasan dengan Asia Barat, Tengah, Timur serta Tenggara. Wilayah ini terdiri dari delapan negara berupa; India, Pakistan, Bangladesh, Bhutan Afghanistan, Maladewa, Nepal, serta Sri Lanka. Negara-negara yang berada pada kawasan Asia Selatan rata-rata merupakan negara berkembang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga tidak aneh jika kawasan Asia Selatan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa potensi kawasan Asia Selatan yang cukup menjanjikan sebagian besar dikarenakan sumber daya alam dan manusianya. Asia Selatan adalah produsen beras terbesar yang produsen itu berasal dari India, Bangladesh dan Pakistan. Sorgum, kapas, gandum, dan tebu juga terbilang umum di Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan. Industri pariwisata Asia Selatan juga mulai tumbuh dan berkem