Kawasan Asia Selatan merupakan kawasan strategis yang memiliki potensi besar dalam target pasar baik dibidang ekonomi perdagangan, investasi, dan pariwisata. Hal ini karena Asia Selatan merupakan kawasan dengan nilai populasi yang tinggi yaitu kurang lebih mencapai 2 milyar orang. Selain karena umlah populasi yang tinggi, Asia Selatan juga merupakan kawasan di benua asia yang wilayahnya berperan penting dalaam urusan geopolitik dan geoekonomi yang mana wilayah ini merupakan wilayah yang menghubungkan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal ini kemudian menjadikan Asia Selatan sebagai tulang punggung perdagangan yang berperan penting dalam menggerakkan perekonomian negara-negara di Asia. Adapaun jaringan yang terdapat pada perdagangan tersebut tidak hanya menghubungkan antar negara di Asia saja namun juga beberapa negara di Dunia yang meliputi kawasan Amerika Utara dan Selatan, Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Oleh sebab itu maka Asia Selatan dianggap sebagai wilayah yang sangat penting bagi segala kepentingan ekonomi dan politik negara di dunia.
Asia Selatan merupakan sebuah pasar yang besar dan potensial, terutama India. Selain itu beberapa negara dikawasan ini memiliki GDP perkapita yang tinggi salah satunya Maladewa. Perekonomian Maladewa bertumpu pada sektor jasa khususnya sektor pariwisata. Sektor Pariwisata yang menjadi sektor utama pada perekonomian Maladewa berkontribusi terhadap GDP hingga mencapai 30%. Sedangkan untuk aktivitas ekspor Maladewa didominasi oleh produk perikanan. Struktur ekonomi di kawasan Asia Selatan di dominasi oleh sektor pertanian yang mana sektor ini mencapai sekitar sepertiga dari total GDP dan dua pertiga dari total pekerjaan yang ada pada kawasan tersebut. Sedangkan pada sektor manufakturnya banyak didominasi oleh tekstil dan pakaian, serta adanya pelaksanaan pada industri baja, alumunium, petrokimia, dan beberapa peralatan lain yang hingga saat ini masih dioperasionalisasikan secara besar besaran. Selain kedua sektor tersebut, pertumbuhan perekonomian di Asia Selatan juga diikuti pada sektor jasa. Adapun sektor jasa dikawasan Asia Selatan tersebut yaitu mencangkup industri pertumbuhan tinggi seperti teknologi informasi, khususnya di wilayah India. Kawasan ini telah mengalami tanda-tanda peningkatan dalam hal struktur ekonomi selama lima puluh tahun belakangan ini, dimana hasil dari sektor pertanian telah mengalami penurunan mencapai sekitar 20 % dari proporsi GDP, industri jasa telah meningkat sekitar 10 % (mencapai sekitar setengah dari GDP di Asia Selatan), sedangkan sektor manufaktur masi dalam proporsi yang serupa dengan tahun-tahun berikutnya walaupun jenis industri manufaktur memang sudah mengalami diversifikasi menuju barang-barang yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Dengan jumlah sekitar 16% dari GDP yang berasal dari barang manufaktur yang mengalami pertambahan nilai. Adapun negara yang perekonomiannya paling berorientasi pada industri manufaktur adalah India, Pakistan, dan Bangladesh.
Saat ini kekuatan ekonomi kawasan Asia Selatan dikuasai oleh India. Hal ini dikarenakan kekuatan perekonomian yang berada di India sangat beragam diantaranya meliputi bidang pertanian di desa tradisional, pertanian modern, kerajinan tangan, dan banyaknya keragaman industri modern. Selain itu, India juga dikenal sebagai negara yang memiliki teknologi yang cukup baik di berbagai bidang yang terus berkembang sehingga mampu mendorong percepatan perekonomian nasionalnya. Dengan banyaknya populasi yang mampu menguasai bahasa Inggris dan berpendidikan tinggi juga menjadikan India sebagai negara pengekspor utama layanan teknologi informasi, layanan outsourcing bisnis, dan pekerja perangkat lunak. Dalam mendorong perekonomian India, Pemerintah India melakukan beberapa upaya diantaranya yaitu dengan merasionalisasi struktur pajak, meningkatkan kemudahan lingkungan dalam berbisnis melalui berbagai regulasi, mengalokasikan sumber daya sebagai bentuk investasi.
Salah satu organisasi yang bergerak di bidang ekonomi adalah SAARC. SAARC (South Asian Arrangement of Regional Cooperation) adalah organisasi regional ekonomi dan politik di kawasan Asia Selatan yang didirikan pada tahun 1985. Anggota SAARC terdiri dari 8 negara yaitu India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Maladewa, Afganistan, Sri Lanka. Tujuan dari didirikannya SAARC adalah untuk dijadikan sebagai wadah dalam melakukan kerjasama antar negara di kawasan Asia Selatan. Dalam hal ini berarti SAARC bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial maupun perkembangan budaya yang berada di kawasan Asia Selatan. Salah satu tujuan yang tertulis dalam piagam SAARC adalah mewujudkan potensi yang berada di kawasan Asia Selatan.
Bagi indonesia, kawasan Asia Selatan merupakan kawasan strategis yang dapat berpotensi besar terhadap target pasar potensial Republik Indonesia khususnya pada bidang ekonomi perdagangan, investasi, dan pariwisata. Negara-negara yang berada di kawasan Asia Selatan memiliki arti yang sangat berharga bagi diplomasi Indonesia khususnya pada bidang ekonomi. Hal ini dapat dilihat dengan bagaimana hingga saat ini kawasan Asia Selatan tetap menjadi mitra dagang utama dan sumber wisatawan asing bagi Indonesia. India, Pakistan, dan Bangladesh merupakan negara yang menyumbang surplus neraca perdagangan dan menyumbang jumlah wisatawan mancanegara dengan jumlah yang cukup signifikan. Tidak hanya beberapa hal tersebut yang diberikan oleh negara Asia Selatan kepada Indonesia namun kawasan Asia Selatan juga dijadikan Indonesia sebagai salah satu alternatif pintu gerbang transportasi serta promosi produk-produk buatan Indonesia ke beberapa kawasan lainnya seperti Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan Tiongkok.
Saat ini ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Indonesia bersama beberapa negara Asia Selatan untuk meningkatkan volume perdagangan serta perluasan akses pasar produk ekspor diantaranya yaitu dengan Pakistan melalui implementasi Indonesia - Pakistan Preferential Trade Afreement (IP-PTA) dan negoisasi Trade in Goods Agreement (TiGA) untuk keseluruhan pos tarif yang berjalan secara baik sebagai pendalaman IP-PTA, dengan Bangladesh dilakukan dengan melakukan negoisasi Indonesia - Bangladesh PTA, dan penjajakan peluang terkait pembentukan PTA di India, FTA dengan Eurasian Economic Union, dan melanjutkan negoisasi PTA dengan Iran sebagai upaya peningkatan hubungan dagang kedua negara di tengah sanksi ekonomi kepada Iran.
Dari beberapa pernyataan yang sudah dijabarkan di atas dapat disimpulkan bahwa Kawasan Asia Selatan memiliki potensi yang besar dalam bidang perekonomian. Ada beberapa faktor yang menjadikan perekonomian di kawasan Asia Selatan lebih unggul dibandingkan kawasan-kawasan yang lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu letak geografis. Asia Selatan berada pada wilayah yang menghubungkan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sehingga kawasan tersebut berperan penting dalam menggerakkan perekonomian di beberapa wilayah khususnya Asia. Bagi Indonesia, Asia Selatan adalah salah satu mitra peting yang berperan dalam membantu pergerakkan perekonomian di Indonesia. Kawasan strategis yang dimiliki oleh kawasan ini dianggap sangat berpengaruh terhadap target pasar potensial Republik Indonesia
Daftar Pustaka:
Haqqi, Halifah. 2021. Studi Diplomasi Kawasan Asia Selatan. Surakarta: UNISRI Press
Dilika Putri, Pazli, 2015. “Efektivitas SAFTA (South Asia Free Trade Agreement) Dalam meningkatkan Liberalisasi Perdagangan Intra-Kawasan SAARC (South Asia Free Trade Agreement”. Jurnal Transnasional, Vol. 6, No. 2
Ekonomi Maladewa
https://kemlu.go.id/colombo/id/read/maladewa/1914/etc-menu
Rencana strategis dierktorat Asia Selatan dan Tengah 2020-2024 https://kemlu.go.id/download/L3NpdGVzL3B1c2F0L0RvY3VtZW50cy9BS0lQL0RpcmVrdG9yYXQlMjBKZW5kZXJhbCUyMEFTUEFTQUYvMjAyMC9SZW5zdHJhJTIwRGl0LiUyMEFzZWx0ZW5nJTIwVEElMjAyMDIwLTIwMjQucGRm
Raynor Araditya, 2021. “Peran Nepal dalam South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC). https://www.hubunganinternasional.id/main/blog/79?title=Peran+Nepal+dalam+South+Asian+Association+for+Regional+Cooperation+%28SAARC%29
Komentar
Posting Komentar